Rabu, 09 Januari 2019

real case

Manfaat Penggunaan SIG

Manfaat umum penggunaan Sistem Informasi Geografis ini yaitu dapat memudahkan kita dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik, pemrosesan data yang lebih cepat, dan mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat.

SIG dapat menghubungkan data spasial seperti letak geografis dan astronomis dengan data non spasial, sehingga para pengguna sistem ini dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara dan metode. Dengan menggunakan SIG, di mana data tersimpan dalam bentuk digital, data ini dapat tersimpan lebih padat dibanding bentuk cetak, tabel, atau lainnya sehingga dapat meringankan biaya produksi dan mempercepat pengerjaannya.

Paling tidak ada 2 keunggulan penggunaan Sistem Informasi Geografis ini, yaitu:

Analisa Proximity
Analisa Proximity ini merupakan analisa geografis yang berbasis pada jarak dan layer. Di mana dengan analisa ini kita dapat melihat jarak tertentu suatu lokasi untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada.

Analisa Overlay
Analisa Overlay merupakan proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda. Untuk menganalisa suatu keadaan, diperlukan lebih dari satu layer yang berbeda dan disusun secara fisik agar dapat dianalisa secara visual

Tujuan Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)

-Di lingkup individu: SIG sangat efektif membantu proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang berdampingan dengan dunia nyata.
-Di lingkup pendidikan: SIG efektif digunakan sebagai alat bantu utama dalam usaha meningkatkan pemahaman, pengertian dan pembelajaran mengenai ide atau konsep sebuah lokasi, ruang, kependudukan dan informasi geografis lainnya.
-Di lingkup penelitian: SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan akurat terhadap suatu masalah nyata yang terkait dengan data spasial permukaan bumi. Selain itu, SIG juga memiliki kemampuan yang baik dalam memvisualkan data spasial. Sehingga mempermudah dalam modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan unsur-unsur permukaan bumi. Pengguna juga dapat menginterpretasikan data yang didapat melalui SIG secara manual.

imlementasi

Berdasarkan struktur keilmuannya, geografi adalah disiplin ilmu yang
mengkaji tentang fenomena permukaan bumi (geosfera). Objek
materialnya berupa: lithosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan,
kelingkungan dan komplek wilayah. Teknik kajian yang digunakan
dengan cara identifikasi, iventarisasi, analisis, sintesis, klasifikasi dan
evaluasi, dengan teknik sajiannya menggunakan media peta,
penginderaan jauh, sistem informasi geografi. Berdasarkan
karakteristik disiplin ilmu geografi tersebut dan kemanfaatan ilmu

1. Menganalisis gejala alam fisik dan perkembangan bentuk,
muka bumi serta pelestariannya.
2. Mengevaluasi gejala sosial di muka bumi, interaksinya, dan
pengaruhnya terhadap kehidupan.
3. Menganalisis gejala sosial di muka bumi, interaksinya, dan
pengaruhnya terhadap kehidupan dan perkembangan wilayah.
4. Menganalisis lokasi industri dan perkembangan wilayah serta
menginformasikannya dengan menggunakan konsep dan
grafikasi.
5. Menggunakan konsep wilayah dan grafikasi dalam memahami
lokasi, pola, persebaran dan hubungan antara objek.

Beberapa contoh penerapan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam
beberapa bidang, antara lain:
-Bidang Sumber Daya Alam: inventarisasi, manajemen
SDA, kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perencanaan tata guna lahan, analisis daerah
rawan bencana, dan lain-lain.
-Bidang Perencanaan: perencanaan wilayah, perencanaan
pemukiman transmigran, perencanaan lokasi industri, dan
lain-lain.
-Bidang Pertanahan: sistem informasi pertanahan,
manajemen pertanahan, dan lain-lain
-Bidang Kependudukan: penyusunan data pokok,
penyediaan informasi kependudukan/sensus sosial
ekonomi, sistem informasi Pemilu, dan lain-lain.
-Bidang Ekonomi, Bisnis & Marketing: penentuan lokasilokasi yang prosfektif untuk Bank, Pasar swalayan, Kantor
ATM, dan lain-lain.
-Bidang Militer: penyediaan data spasial untuk analisis
rute-rute perjalanan logistik, peralatan perang, dan
sebagai tools untuk kebutuhan war game, dan lain-lain.
-Bidang Pendidikan: penentuan lokasi pendidikan, sistem
informasi pendidikan/akademis, dan lain-lain.
-Bidang Transportasi: inventaris jaringan transportasi,
analisis kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif
transportasi, analisis lokasi rawan kemacetan dan bahaya

measurment

Pengertian Total Station
Total Station merupakan instrumen surveying yang memiliki kemampuan total untuk memenuhi semua kebutuhan pengukuran di lapangan.
Secara fisik alat ini merupakan gabungan dari 3 (tiga) elemen yakni alat ukur sudut (Theodolit), alat ukur jarak elektronik (EDM) dan alat
hitung (Calculator Plus). Dengan meminjam istilah periklanan maka Total Station dapat dikatakan sebagai Three in One (3 in 1) dari ketiga
elemen tersebut.
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa teknologi yang baik adalah mempermudah dan mempercepat pekerjaan dengan catatan tanpa
mengurangi kualitas hasil tujuan pekerjaan yang diinginkan. Beberapa keuntungan dari pemakaian alat Total Station adalah sebagai
berikut :
a. Beberapa step pekerjaan sepanjang surveyor digantikan oleh alat yang mampu mengerjakan lebih cepat dan tepat, contoh :
- Pembacaan data pengamatan/ukuran
- Penulisan data ukuran
- Pengolahan data
- Penggambaran
b. Upaya mengurangi terjadinya kesalahan, sebagai akibat dari keuntungan pertama di atas.
- Kesalahan membaca dan menaksir bacaan pengamatan
- Kesalahan penulisan data pada formulir
- Kesalahan penulisan data pada formulir
- Kesalahan plotting penggambaran
c. Keperluan bagi prosesing dan keperluan lanjutan.
- PembentukkanDTM(DigitalTerrainModel)
- Pembuatan peta digital
- Pekerjaan rekayasa (SO, Konstruksi, Industri dll)
- Monitoring
- Masukan database digital bagi GIS.

Berbicara keuntungan tentunya anda akan menanyakan: "Apa yang menjadi kendala atau kelemahannya"
a. Sumber daya manusia
b. Ketergantungan pada sumber catu daya
c. dll.
Pemakaian Total Station akan menjadi Total Solution bila dilanjutkan dengan pengolahan data lanjut melalui perangkat lunak (software).
Dengan demikian kehadiran berbagai bentuk alat ukur theodolit dari yang konvensional sampai jenis Robot Total Station, sehingga
barangkali muncul pertanyaan: "Mana yang lebih baik?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita kembali seperti yang dijelaskan diatas
dimana teknologi yang baik adalah memberikan alternatif yang optimum bagi pemakainya. Pengertian optimum, orang selalu mengaitkan
dengan waktu, biaya dan kemudahan pengerjaannya. Dapat diambil analogi pertanyaan: "Mana yang lebih baik, jalan kaki, naik mobil atau
pesawat udara?". Artinya masing-masing teknologi rnempunyai kelebihan pada porsinya.


Basis Data

Pada pengukuran terestris dengan menggunakan alat ukur manual, perjalanan data dari ukuran sampai dengan penyajian digunakan
formulir ukuran dan hitungan. Menggunakan alat ETS perjalanan data tersebut disusun dalam format tertentu yang dimengerti oleh sistem
kerjanya. Agar perjalanan data tersebut tetap sama identitasnya, maka manajemennya harus terstruktur dan sistematis sesuai dengan
aturan-aturan konsep pembentukkan informasi grafis dalam bentuk gambar format digital.

1. Tipe Objek.
Seperti penjelasan dimuka, bahwa dalam mempelajari Total Station Elektronik (ETS) untuk keperluan Survei dan Pemetaan akan selalu
berkaitan dengan masalah prosedur operasional pemakaian alat dan cara penanganan data. Penanganan data yang terstruktur dan sistematis
akan mengoptimumkan fungsi TotalStation sebagaimana mestinya, tidak memperlakukan TotalStation sebagaitheodolitmanual.
Sehingga kita sangat perlu mengetahui tentang struktur basis data berbasis komputer yangberkaitandengan:
- PengambilanData(pengukuranlapangan)
- Penyimpanan Data (penulisan data)
- Pengolahan Data (proses reduksi)
- Penyajian Data (peta, tabel, laporan dsb)

Objek atau detil yang kita ukur di lapangan secara grafis dapat dinyatakan melalui tipe objek bentuk garis dan titik. Artinya dengan titik dan
bentuk geometri garis yang tertentu dapat digunakan untuk mewakili/menerangkan tentang suatu objek di lapangan (contoh Peta). Garis dapat
direkonstruksikan sebagai rangkaian titik-tilik yang dihubungkan. Rangkaian garis yang berhubungan akan membentuk polyline dan bentuk garis
polyline membentukbidangtertutupdisebutboundary.
- Posisi titik
- Urutan titik
- Kerapatan titik


2. Pengkodean
Posisi dan kerapatan titik dapat dilakukan dengan cara penempatan target bidikan pada saat pengukuran, sedangkan urutan titik
dilakukan dengan cara pengkodean (memberi kode) titik tersebut, disamping itu, pengkodean dapat digunakan untuk memberitahukan
sifat titik atau garis yang berkaitan dengan penarikan garis kontur. Pemberian kode titik berkaitan dengan manajemen pengolahan dan
penyajian data hasil ukuran. Mengingat banyaknya jenis detil di lapangan tentunya akan sangat banyak penggunaan kode-kode, untuk
itu agar mudah pemakaiannya pada saat pelaksanaan perlu pengelompokan jenis detil dalam grup tertentu.
Pendesainan kode bagi jenis detil atau objek, dewasa ini belum ada yang standard atau baku yang dapat dimengerti oleh seluruh
pemakai alat Total Station berbagai merk. Pada dasarnya pembuatan kode tergantung pada pemakainya, namun demikian jika ingin
membuat sebaiknya semudah mungkin dan seinformatif mungkin. Berikut diberikan contoh Nomor Kode dan Format kode Numerik

Spesifikasi Dan Kemampuan ETS
Sebagaimana halnya alat ukur theodolit manual, ETS memiliki spesifikasi kemampuan alat diantaranya :
a. Kelas atau orde ukuran
b. Kekuatan lensa optis
c. Sensitivitas terhadap perubahan
d. Ketahanan & Kekonstanan terhadap waktu dan alam
e. Fasilitas prosesing
f. Komunikasi dengan alat peniferal luar/lain

Analisis spasial dalam SIG

Pengetahuan mengenai bagaimana mengumpulkan data, memasukan dan mengeluarkan data serta bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di dalam SIG.
Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan oleh SIG yaitu :

1. Klasifikasi

Klasifikasi, yaitu mengelompokkan data keruangan (spatial) menjadi data keruangan (spatial) yang berarti. Contohnya adalah mengklasifikasikan tata-guna lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan atau hutan berdasarkan analisis data kemiringan kemiringan atau data ketinggian (peta topografi). Hasilnya berupa peta tata-guna lahan.

2. Overlay

Overlay, yaitu menganalisis dan mengintegrasikan dua atau lebih data keruangan yang berbeda. Contohnya adalah menganalisis daerah rawan erosi dengan meng-overlaykan (tumpang susunkan) data ketinggian, jenis tanah dan kadar air.

3. Networking

Networking, yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis ini sering dipakai dalam berbagai bidang. misaInya, sistem jaringan telepon kabel listrik, pipa minyak atau gas, pipa air minum atau saluran pembuangan.

4. Buffering

Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer/penyangga yang bisa berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, sehingga kita bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. Buffering misalnya dapat digunakan untuk menentukan jalur hijau di perkotaan, menggambarkan Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) yang dimiliki suatu negara, mengetahui luas daerah yang mengalami tumpahan minyak di Laut, atau untuk menentukan lokasi pasar, toko atau outlet dengan memperhatikan lokasi konsumen termasuk memperhatikan lokasi toko atau outlet yang dianggap pesaing.

5. Tiga Dimensi

Tiga dimensi, analisis ini sering digunakan untuk memudahkan pemahaman, karena data divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Misainya digunakan untuk menganalisis daerah yang akan terkena aliran lava jika gunung-api diprediksi akan meletus.

Selasa, 08 Januari 2019

Manajemen basis data SIG

1. SIG Sebagai Basis Data

Saat ini  SIG dikembangkan dengan menggunakan sistem manajemen basis data (DBMS). Beberapa fakta menunjukan bahwa sebagian besar biaya sistem perangkat lunak SIG adalah biaya untuk DBMS-nya. Selain itu, DBMS memiliki dan menangani fungsi-fungsi yang sangat diperlukan oleh SIG.

Ada dua pendekatan umum untuk menggunakan DBMS dalam SIG:

1. Pendekatan solusi DBMS  total – data spasial dan non-spasial diakses melalui DBMS.
2. Pendekatan solusi kombinasi – tidak semua data diakses melalui DBMS karena data-data tersebut telah sesuai dengan modelnya.

Tipe Data

1. Data lokasi:
– Koordinat lokasi

– Nama lokasi

– Lokasi topologi (letak relatif: sebelah kiri danau A, sebelah kanan pertokoan B)

2. Data non-lokasi:
– Curah hujan

– Jumlah panen padi

– Terdiri dari variabel (tanah), kelas (alluvial), nilai luas (10 ha), jenis (pasir)

3. Data dimensi waktu (temporal):
–  non-lokasi di lokasi bersangkutan dapat berubah dengan waktu (misal: data curah hujan bulan Desember akan berbeda dengan bulan Juli)

2. Basis Data                                    
Konsep bsis data (database) dapa dipandang dari beberapa sudut) dari sisi sistem, basis data merupakan kumpulan tabel yang salaing berhubungan. Sedangkan dari sisi manajemen, basis data merupakan kumpulan data yang memodelkan aktivias-aktivitas yang terdapat dalam perusahaan.

3. Sistem Manajamen Basis Data
Sistem manejamen basis data (DBMS) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dengan sekumpulan program-program yang mengakses data tersebut. Perbedaan dengan basis data, DBMS merupakan paket perangat lunak general prupose yang digunakan untuk membangun sistem basis data tertentu. Dengan kata lain DBMS  adalah bagian dari sistem basisdata.

4. Model Basis Data Relasional
Model basisdata yang paling terkenal dalam DBMS ini banyak digunakan dalam SIG. Beberapa DBMS yang menggunakan model basis data relasional:

-Dbase(*.dbf) – digunakan oleh ArcView, PC Arc/Info, dan SIG lain
-INFO – Digunakan di dalam Arc/Info
-Oracle –  Digunakan dalam Arc/Info, Geovision, dll

Sedangkan pengertian Model basis data relasional sendiri adalah merupakan model database berdasarkan logika urutan pertama, pertama sekali dirumuskan dan dikemukakan oleh Edgar F. Codd pada tahun 1969.[1] Pada model database relasional, seluruh data diwakili dalam bentuk tuple, digabungkan dalam relasi-relasi. Database yang diorganisasikan dalam hal model relasi merupakan database relasi.

Keunggulan Model Basis Data Relasional :

1. Model relasional benear-benar mrupakan model data yang lengkap secara matematis.
2. Memiliki teori ayang solid untuk mendukung accestability, correctness, dan predictability.
3. Fleksibilitas tinggi – jelas memisahkan model fisik dan logic hingga dengan adanya decoupling(mengurangi ketergantungan antara komponen system)
4. Integritas – perubahan strukutr data tidak menggangu keutuhan relasi dalam basisdata
5. Multiple views –  dapat menyajikan secara langsung views yang berbeda dari basisdata yang sama untuk pengguna yang berbeda.
6. Concurrency – hampir semua teori menganai pengendalin transaksi simultan yang telah ada, dan dibuat berdasarkan teori formalisme milik model relasional

5. Model Basis Data Hybrid         

Pengertian 1: Struktur data vektor dan struktur data raster dapat dipadukan pada suatu sistem, dengan melengkapi fasilitas konversi vektor ke raster dan raster ke vektor. Selain itu juga disediakan fungsi-fungsi untuk mengolah masing-masing struktur data

Pengertian 2: Data SIG terdiri dari dua bentuk data: yaitu data grafis yang menyatakan entitas obyek dan data attribut. Data grafis yang terdiri dari data koordinat dan data topologi disimpan di berkas yang terpisah dari data atribut.  Data atribut ditangani oleh database management system.  Penggabungan kedua tipe data dilakukan melalui suatu kode identifikasi, misal kode identifikasi poligon, garis atau titik. Hal yang sama juga dapat dilakukan ‘linkage’ antara grid-cell modules dengan database management system.

Pengertian 3: Operasional SIG secara keseluruhan yang terdiri dari SIG software, CAD software, Image Processing software, GPS software, Open-Source components, DBMS system
Model Basis Data Terintegrasi
Pendekatan modael data terintegrasi juga dideskripsikan sebagai pendekatan sistem pengelolaan basis data (DBMS) spasial, dengan SIG yang bertindak sebagai query processor. Kebanyakan implementasinya pada saat ini adalah bentuk topologi vektor dengan tabel-tabel relasional yang menyimpan data-data koordinat peta (titik, nodes, segmen garis, dl.) bersama dengan tabel lain yang berisi informasi topologi. Data-data atribut disimpan di dalam tabel-tabel yang sama sebagai basis data map feature (tabel internal atau abel yang dibuat secara otomatis) atau disimpan di dalam tabel-tabel yang terpisah dan dapat diakses melalui operasi relasioanl “JOIN”.

Model Data Spasial

Model data SIG dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

Model of Spatial Form, yaitu model yang menggambarkan struktur dan distribusi fitur dalam ruang geografis.
Model of Spatial Process, yaitu model yang menggambarkan interaksi antara fitur.

Tahapan membuat Model Data SIG
-Mengidentifikasi fitur spasial dari dunia nyata
-Menggambarkan model konseptual
-Memilih struktur data spasial yang sesuai

Model Data Spasial
Dalam SIG, komputer memerlukan instruksi yang tidak ambigu untuk mengubah data mengenai entitas spasial menjadi representasi grafis. Cara Komputer Menangani dan Menampilkan Entitas Spasial

1. Model Data Spasial Vektor, menggunakan koordinat kartesian 2D untuk menyimpan bentuk entitas spasial. Point digambarkan dengan sepasang koordinat. Line dan polygon digambarkan dengan menghubungkan serangkaian point menjadi rantai dan polygon.

2. Model Data Spasial Raster, menggunakan setiap cell sebagai blok bangunan untuk membuat gambara dari entitas line, point, dan polygon.

Struktur Data Spasial

1. Struktur Data Raster
Struktur data raster merupakan struktur data yang direpresentasikan dengan pixel-pixel sebagai unit terkecil. Kelemahan atau permasalahan utama data raster adalah ukuran. Ini dikarenakan setiap nilai dari cell dan gambar harus disimpan. Untuk mengatasi kelemahan dari data raster, dapat dilakukan menggunakan metode pemadatan data.

2. Struktur Data Vektor
Struktur data vektor merupakan struktur data yang terdiri dari point, line dan polygon.
Point (node)   : 0-dimension, menggunakan 1 pasang koordinat (x,y), contoh: pohon, dll.
Line (arc)   : 1-dimension, menggunakan 2 pasang atau lebih koordinat (x,y) yang terhubung, contoh: jalan, sungai, dll.
Area (polygon)   : 2-dimension, menggunakan 4 pasang atau lebih koordinat (x,y) yang terurut dan terhubung dimana pasangan koordinat yang pertama sama dengan yang terakhir, contoh: danau, negara, dll.
Kelemahan data vektor adalah tidak mampu menggambarkan entitas spasial yang kompleks.

Metode Pemadatan / Penyimpana Data Raster
-Run Length Encoding, mengurangi volume data pada baris demi baris.
-Block Encoding, menggunakan serangkaian block persegi untuk menyimpan data.
-Chain Encoding, pengurangan data dilakukan dengan menentukan batas dari entitas.
-Quadtree Data Structure, menggunakan ruang pengelompokan secara teratur.

(a) Run length encoding


(b) Block encoding


(c) Chain encoding


(d) Quadtree data structure

Topologi
Topologi adalah hubungan spasial antara fitur yang berhubungan atau berdekatan dalam data geografis. Prinsipnya, hubungan spasial dinyatakan sebagai list/daftar. Contohnya polygon didefinisikan oleh list of arcs atau lines.

Struktur Dasar Topologi
Konektivitas (Connectivity), yaitu arcs yang saling terhubung satu sama lain dengan arcs lainnya pada nodes.
Area Definition, yaitu arcs yang terhubung ke sekeliling area yang mendefinisikan polygon.
Kontiguitas (Contiguity), yaitu arcs memiliki arah dan sisi kiri dan kanan. Arahnya biasanya searah jarum jam (clockwise).

Pemodelan Permukaan (Surface)
Model surface biasanya dibuat menggunakan Digital Terrain Model (DTM). DTM dibuat dari serangkaian point data ruang (x,y,z) yang teratur ataupun yang tidak teratur.

Pemodelan Jaringan (Network)
Model network terdiri dari serangkaian fitur linear yang saling terhubung melalui material, barang, dan orang manapun yang ditransportasikan bersamaan dimana komunikasi informasi tercapai.

Pendekatan untuk Menstruktur atau Menata Geografi Dunia Nyata pada Komputer
Layered Approach, merupakan pendekatan berlapis, metode yang paling umum untuk menstruktur geografi dari dunia nyata ke komputer.
Object-Oriented Approach, merupakan pendekatan yang melihat dunia nyata sebagai suatu set objek individu dan kelompok.

Sistem Pemodelan 3D
Sistem pemodelan yang mampu menggambarkan kompleksitas dunia nyata. Penggambaran 3D dari entitas dapat membantu memodelkan bentuk entitas dan hubungannya dengan proses spasial.

Sistem Pemodelan 4D
Sistem pemodelan yang mirip seperti 3D, tetapi dilengkapi dengan efek-efek nyata seperti representasi geografis yang dilapisi dengan foto udara (aerial photographs).

Sistem Informasi Data Spasial 2

Pengertian SIG?

Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Manfaat?

Manajemen tata guna lahan

Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.

Inventarisasi sumber daya alam

Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:

Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
Rehabilitasi dan konservasi lahan.
Untuk pengawasan daerah bencana alam

Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:

Memantau luas wilayah bencana alam;
Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
Penentuan tingkat bahaya erosi;
Prediksi ketinggian banjir;
Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kota
Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.
Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.

KOMPONEN-KOMPONEN SIG?

Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :

Input data: mouse, digitizer, scanner
Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
Output data: plotter, printer, screening.

Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
Data Base Management System (DBMS)
Alat untuk menganalisa data-data
Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :

Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.

Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem, sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.

Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.